Pages

Kamis, 30 April 2015

Membangun Team Work





Sosialisasi adalah kebutuhan dasar manusia. Tanpa disadari, kita membutuhkannya lebih dari pangan maupun papan. Dalam melakukan aktivitas sosialnya, manusia sering mengalami beberapa gesekan yang menimbulkan pertengkaran. Perselisihan yang ditimbulkan dapat terjadi dimana saja, dalam hubungan Anda dengan keluarga, hubungan Anda dengan teman main atau pun hubungan Anda dengan rekan kerja di kantor.

Dalam dunia kerja, Anda tentu memiliki sebuah tim yang terdiri dari berbagai macam watak dan pemikiran. Dari tiap individu yang termasuk dalam tim itu pasti memiliki opini yang berbeda-beda. Sering terjadi gesekan akibat perbedaan opini itu yang membuat teamwork tidak berjalan dengan baik, bahkan bisa berdampak ke hal yang lebih personal. Untuk mengatasi hal ini, Anda perlu menerapkan beberapa poin untuk berinteraksi dalam tim Anda sehingga teamwork dapat terbentuk dan pekerjaan dapat berjalan dengan lancar.

Tips berikut mungkin bisa membantu kita dalam membangun kerja sama tim yang lebih baik.

Tumbuhkan semangat teamwork dalam diri Anda. Tak bisa dipungkiri bahwa anda tidak akan mampu bertahan dengan hanya mengandalkan diri Anda sendiri. Tunjukkan bahwa diri Anda adalah makhluk sosial yang sesungguhnya dan mau bekerja sama dengan orang lain dalam kondisi yang positif.

Biasakan berbuat baik. Jika bukan diri Anda sendiri, maka siapa lagi yang bisa mengubah Anda menjadi sosok yang lebih baik dari hari kemarin. Dengan membiasakan diri berbuat baik, maka Anda akan mendapat respon yang baik juga dari orang lain, terutama jika Anda berada dalam sebuah tim karena ada sebuah petikan yang berbunyi “you are what you think.” Jika Anda terbiasa memikirkan hal baik, maka Anda akan menjadi sosok yang baik, begitu juga sebaliknya.

Hargai orang lain. Dalam membentuk sebuah kerjasama tim yang baik, Anda harus menghargai rekan satu tim Anda, terlebih jika ia sedang berpendapat. Jika Anda enggan untuk menghargai rekan tim Anda, maka tim Anda pun enggan untuk menghargai Anda, dan mengakibatkan turunnya kredibilitas Anda di mata rekan-rekan Anda.

Kendalikan Diri. Ego dan tim adalah perpaduan yang buruk untuk menghasilkan keharmonisan. Untuk itu Anda harus menahan diri dalam mengemukakan pendapat dan temukan hasil mufakat dari seluruh anggota tim.

Tetap rendah diri. Jika pendapat Anda diterima oleh tim, janganlah Anda serta-merta menjadi sombong dan merasa Andalah inti dari tim itu. Tujuan membentuk sebuah tim adalah untuk bekerjasama, bukan sebuah ajang untuk memamerkan diri.

Selasa, 28 April 2015

Teknik Komunikasi Yang Paling Efektif




Menurut berbagai survei, sekitar 85% persen dari kesuksesan dalam hidup berkaitan secara langsung dengan kemampuan berkomunikasi dan keterampilan membina hubungan.

Hal itu menandakan bahwa tidak peduli seberapa ambisius seseorang atau berapa banyak mereka mengatasi ketakutan mereka atau seberapa tinggi tingkat pendidikan, mereka masih memiliki kemungkinan yang rendah untuk melangkah lebih jauh dalam hidup mereka tanpa kemampuan komunikasi yang efektif yang diperlukan dalam berhubungan dengan orang-orang.

Komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang-lambang yang bermakna bagi kedua pihak, dalam situasi yang tertentu komunikasi menggunakan media tertentu untuk merubah sikap atau tingkah laku seorang atau sejumlah orang sehingga ada efek tertentu yang diharapkan (Effendy, 2000 : 13).

Berikut adalah Kemampuan Komunikasi Yang Efektif :
1.      Berikan kesan bahwa anda antusias berbicara dengan mereka – Beri mereka kesan bahwa anda lebih suka berbicara dengan mereka daripada orang lain di muka bumi ini. Ketika anda memberi mereka kesan bahwa anda sangat antusias berbicara dengan mereka dan bahwa anda peduli kepada mereka, anda membuat perasaan mereka lebih positif dan percaya diri. Mereka akan lebih terbuka kepada anda dan sangat mungkin memiliki percakapan yang mendalam dengan anda.
2.      Ajukan pertanyaan tentang minat mereka – Ajukan pertanyaan terbuka yang akan membuat mereka berbicara tentang minat dan kehidupan mereka. Galilah sedetail mungkin sehingga akan membantu mereka memperoleh perspektif baru tentang diri mereka sendiri dan tujuan hidup mereka.
3.      Beradaptasi dengan bahasa tubuh dan perasaan mereka – Rasakan bagaimana perasaan mereka pada saat ini dengan mengamati bahasa tubuh dan nada suara. Dari sudut pandang ini, anda dapat menyesuaikan kata-kata, bahasa tubuh, dan nada suara anda sehingga mereka akan merespon lebih positif.
4.      Tunjukkan rasa persetujuan: Katakan kepada mereka apa yang anda kagumi tentang mereka dan mengapa – Salah satu cara terbaik untuk segera berhubungan dengan orang adalah dengan menjadi jujur dan memberitahu mereka mengapa anda menyukai atau mengagumi mereka. Jika menyatakan secara langsung dirasakan kurang tepat, cobalah dengan pernyataan tidak langsung. Kedua pendekatan tersebut bisa sama-sama efektif.
5.      Dengarkan dengan penuh perhatian semua yang mereka katakan – Jangan terlalu berfokus pada apa yang akan Anda katakan selanjutnya selagi mereka berbicara. Sebaliknya, dengarkan setiap kata yang mereka katakan dan responlah serelevan mungkin. Hal ini menunjukkan bahwa anda benar-benar mendengarkan apa yang mereka katakan dan anda sepenuhnya terlibat di dalam suasana bersama dengan mereka. Juga pastikan untuk bertanya setiap kali ada sesuatu yang tidak mengerti pada hal-hal yang mereka katakan. Anda tentu saja ingin menghindari semua penyimpangan yang mungkin terjadi dalam komunikasi jika anda ingin mengembangkan hubungan yang sepenuhnya dengan orang tersebut.
6.      Beri mereka kontak mata yang lama – kontak mata yang kuat mengkomunikasikan kepada orang lain bahwa anda tidak hanya terpikat oleh mereka dan apa yang mereka katakan tetapi juga menunjukkan bahwa anda dapat dipercaya. Ketika dilakukan dengan tidak berlebihan, mereka juga akan menganggap anda yakin pada diri anda sendiri karena kesediaan anda untuk bertemu mereka secara langsung. Akibatnya, orang secara alami akan lebih memperhatikan anda dan apa yang anda katakan.
7.      Ungkapkan diri anda sebanyak mungkin – Salah satu cara terbaik untuk mendapatkan kepercayaan seseorang adalah dengan mengungkapkan diri seterbuka mungkin. Bercerita tentang kejadian yang menarik dari hidup anda atau hanya menggambarkan contoh lucu dari kehidupan normal sehari-hari. Ketika anda bercerita tentang diri anda, pastikan untuk tidak menyebutkan hal-hal yang menyimpang terlalu jauh dari minat mereka atau bahkan berlebihan. Anda dapat membiarkan mereka mengetahui lebih jauh tentang diri anda seiring berjalannya waktu.
8.      Berikan kesan bahwa anda berdua berada di tim yang sama – Gunakan kata-kata seperti “kami, kita ” untuk segera membangun sebuah ikatan. Bila anda menggunakan kata-kata tersebut, anda membuatnya tampak seperti anda dan mereka berada di tim yang sama, sementara orang lain berada di tim yang berbeda.
9.      Berikan mereka senyuman terbaik anda – Ketika andatersenyum pada orang, anda menyampaikan pesan bahwa anda menyukai mereka dan kehadiran mereka membawa anda kebahagiaan. Tersenyum pada mereka akan menyebabkan mereka sadar ingin tersenyum kembali pada anda yang secara langsung akan membangun hubungan antara anda berdua.
10.  Menawarkan saran yang bermanfaat – Kenalkan tempat makan yang pernah anda kunjungi, film yang anda tonton, orang-orang baik yang mereka ingin temui, buku yang anda baca, peluang karir atau apa pun yang terpikirkan oleh anda. Jelaskan apa yang menarik dari orang-orang, tempat atau hal-hal tersebut. Jika anda memberi ide yang cukup menarik perhatian mereka, mereka akan mencari anda ketika mereka memerlukan seseorang untuk membantu membuat keputusan tentang apa yang harus dilakukan selanjutnya.
11.  Tampil dengan tingkat energi yang sedikit lebih tinggi dibanding orang lain – Umumnya, orang ingin berada di sekitar orang-orang yang akan mengangkat mereka, bukannya membawa mereka ke bawah. Jika anda secara konsisten memiliki tingkat energi yang lebih rendah daripada orang lain, mereka secara alami akan menjauh dari Anda menuju seseorang yang lebih energik. Untuk mencegah hal ini terjadi, secara konsisten tunjukkan dengan suara dan bahasa tubuh anda bahwa anda memiliki tingkat energi yang sedikit lebih tinggi sehingga mereka akan merasa lebih bersemangat dan positif berada di sekitar Anda. Namun jangan juga anda terlalu berlebihan berenergik sehingga menyebabkan orang-orang tampak seperti tidak berdaya. Energi dan gairah yang tepat akan membangun antusiasme mereka.
12.  Tawarkan untuk menjalani hubungan selangkah lebih maju – Ada beberapa hal yang dapat anda lakukan untuk memajukan persahabatan anda dengan seseorang: tawaran untuk makan dengan mereka, berbicara sambil minum kopi, melihat pertandingan olahraga, dll. Meskipun jika orang tersebut tidak menerima tawaran anda, mereka akan tetap tersanjung bahwa anda ingin mereka menjalani persahabatan ke tingkat yang lebih dalam. Di satu sisi, mereka akan memandang anda karena anda memiliki keberanian untuk membangun persahabatan bukan mengharapkan persahabatan yang instan.




Minggu, 26 April 2015

Kepemimpinan

 
 
BAB 2
 PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kepemimpinan dalam Organisasi
Kepemimpinan berasal dari kata bahasa inggris, yaitu leadership. Menurut Tikno Lensufie, Kepemimpinan memiliki arti luas, meliputi ilmu tentang kepemimpinan, teknik kepemimpinan, seni memimpin, ciri kepemimpinan, serta sejarah kepemimpinan.Kepemimpinan bukan berarti memimpin orang untuk sesaat (insidental) seperti memimpin upacara bendera, memimpin paduan suara dan sebagainya. Tapi kepemimpinan lebih kepada seseorang yang memimpin suatu organisasi atau institusi.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar kepemimpinan dalam organisasi dapat berperan dengan baik, antara lain yaitu :
1.      Yang menjadi dasar utama dalam efektivitas kepemimpinan bukan pengangkatan atau penunjukannya, melainkan penerimaan orang lain terhadap kepemimpinan yang bersangkutan.
2.      Efektivitas kepemimpinan tercermin dari kemampuannya untuk tumbuh dan berkembang.
3.      Efektivitas kepemimpinan menuntut kemahiran untuk “membaca” situasi.
4.      Perilaku seseorang tidak terbentuk begitu saja, melainkan melalui pertumbuhan dan perkembangan.
5.      Kehidupan organisasi yang dinamis dan serasi dapat tercipta bila setiap anggota mau menyesuaikan cara berfikir dan bertindaknya untuk mencapai tujuan organisasi.
2.2 Pentingnya Kepemimpinan dalam Sebuah Organisasi
Dalam sebuah bisnis untuk menjadi sukses, memerlukan manajemen yang baik yang hanya dapat disampaikan oleh manajer berpengalaman yang baik. Namun, dalam dunia yang penuh persaingan pada saat ini, keterampilan manajemen dasar tidak cukup untuk meraih sebuah keberhasilan, diperlukan lebih dari hal tersebut. Oleh karena itu diperlukan Leadership Skill. Keterampilan kepemimpinan (Leadership Skill) yang baik dan efektif sangat penting untuk membangun, mendorong dan mempromosikan budaya dalam perusahaan yang kuat dan akhirnya mencapai kesuksesan. Sering kali, manajer disalahpahami untuk menjadi pemimpin yang, sebenarnya, adalah tidak benar. Seorang pemimpin dapat merupakan manajer, sedangkan tidak semua manajer memiliki jiwa pemimpin. Dengan demikian, keterampilan kepemimpinan diperlukan untuk memaksimalkan efisiensi dan mencapai tujuan organisasi.
Ada 2 sebab mengapa seseorang menjadi seorang pemimpin, antara lain yaitu :
1.      Seseorang ditakdirkan lahir untuk menjadi pemimpin. Seseorang menjadi pemimpin melalui usaha penyiapan dan pendidikan serta didorong oleh kemauan sendiri.
2.      Seseorang menjadi pemimpin bila sejak lahir ia memiliki bakat kepemimpinan kemudian dikembangkan melalui pendidikan dan pengalaman serta sesuai dengan tuntutan lingkungan.
Untuk mengenai persyaratan kepemimpinan selalu dikaitkan dengan kekuasaan, kewibawaan, dan kemampuan.

2.4 PentingnyaSebuah Kepemimpinan yang Efektif
·         Produktivitas
Inti dari suatu organisasi adalah dengan memanfaatkan sumber daya manusia dan non-manusia yang tersedia untuk menghasilkan kinerja yang efisien dan efektif. Ini hanya dapat dicapai dengan mengalikan kemampuan dengan kemauan. Dalam hal ini peran seorang pemimpin adalah meningkatkan produktivitas karyawan dengan menaikkan kemauan untuk bekerja keras dan berkontribusi secara efisiensi.
·         Kepuasan Kerja
Menyediakan insentif dan kondisi kerja yang lebih baik meningkatkan kepuasan kerja karyawan. Namun, ini kepuasan kerja sangat tergantung pada perilaku pemimpin terhadap karyawan mereka. Jadi, pemimpin harus memastikan bahwa mereka mengungkapkan perilaku yang dapat diterima oleh bawahan.
·         Kerjasama kelompok
Seorang pemimpin memastikan bahwa karyawan melaksanakan pekerjaan masing-masing dengan baik dan saling percaya untuk kemajuan organisasi. Dia mendorong mereka untuk bekerja dengan cara yang ramah dan dengan kerjasama satu sama lain, menekankan pada pencapaian tujuan perusahaan/organisasi.
·         Kegiatan yang Terorganisir
Sering kali, lingkungan organisasi diisi dengan kekacauan dan bentrokan terutama karena tidak adanya seorang manajer atau pemimpin. Jadi, seorang pemimpin memastikan bahwa kegiatan organisasi didelegasikan secara merata dan adil antara karyawan, sehingga mengurangi kemungkinan konflik di antara mereka.
·         Semangat Karyawan
Kepemimpinan yang efektif sangat penting untuk mendapatkan semangat kerja karyawan yang tinggi. Seorang pemimpin yang baik memberikan hak untuk masing-masing kelompok di bawahnya dalam hal pemikiran dan sikap, sehingga mengembangkan hubungan manusia yang lebih baik. Selanjutnya, interaksi yang sangat baik yang difasilitasi antara anggota-anggota kelompok dengan menjaga disiplin dan kontrol pada bawahan.
·         Koordinasi
Seorang pemimpin melakukan peran mengintegrasikan tujuan individu dengan tujuan organisasi. Hal ini, pada gilirannya, mengikat kesamaan dari kedua kepentingan. Dengan menjaga informasi tentang kerja setiap karyawan, pemimpin menyimpan informasi yang diperlukan dari seluruh kelompok, untuk mengambil sebuah keputusan umum dalam rangka mengkoordinasi upaya secara keseluruhan.
2.5  Bagaimana cara membangun kepercayaan terhadap kepemimpinan
Tugas dasar seorang pemimpin adalah untuk memahami dan menangani situasi karyawan dan bawahan. Jadi, dengan memotivasi dan mendorong mereka untuk bekerja lebih keras, pemimpin berhasil menciptakan kepercayaan pada mereka untuk mencapai pekerjaan organisasi secara efektif dan efisien. Pemimpin yang efektif diperlukan untuk mengidentifikasi kemampuan karyawan serta mendukung mereka dengan semua cara yang memungkinkan.
Berikut cara membangun kepercayaan dalam kempemimpinan berogranisasi :
1.      Organisasi harus memiliki visi yang jelas serta menekankan pentingnya kontribusikaryawan dalam mencapainya. Berkaitan dengan nilai-nilai, kepercayaan hanya akan tumbuh jika pemimpin konsisten mengikuti dan mendukung nilai-nilai organisasi. Ia harus menjadi teladan bagi seluruh karyawan.
2.      Lingkungan kerja berkontribusi signifikan bagi terbentuknya persepsi karyawan terhadap pimpinan dan juga persepsi tentang sejauh mana kepedulian organisasi terhadap karyawan. Lingkungan kerja yang tidak nyaman sudah tentu menimbulkan ketidakpercayaan.
3.      Pemimpin harus memiliki bakat, sikap, pengetahuan, keterampilan, dan gaya yang sesuai. Dengan kata lain, pemimpin harus benar-benar memiliki kompetensi yang dibutuhkan. Berikutnya adalah kesediaan memikul tanggung jawab sebagai pemegang otoritas tertinggi dalam organisasi.
4.      Pemimpin harus bisa menjadi sandaran bagi para pengikutnya tatkala mereka merasa lelah, cemas, frustrasi, dan kehilangan motivasi. Menghadapi kondisi pengikut yang demikian, dibutuhkan pemimpin yang mampu berperan sebagai motivator yang mampu membangkitkan kembali semangat para pengikut.
5.      Mereka harus benar-benar peduli pada etika dan moral, memiliki pendirian yang teguh, selalu berusaha menepati janji, dan berkomitmen penuh bagi kemajuan organisasi dan kesejahteraan anggotanya. Ingatlah orang akan lebih peduli pada apa yang dikerjakan ketimbang apa yang dikatakan.
Dalam sebuah organisasi, manfaat kepercayaan diantaranya adalah terciptanya iklim saling berbagi informasi dan kolaborasi. Di tengah-tengah perubahan dan ketidakpastian, kepercayaan menjadi landasan bagi kukuhnya kepemimpinan. Manfaat lain dari adanya rasa saling percaya adalah pertumbuhan organisasi yang lebih cepat; meningkatnya kepercayaan pelanggan dan masyarakat; berkembangnya iklim transparansi; mendorong inovasi; terwujudnya keselarasan antara sistem dan struktur organisasi; mempertinggi loyalitas karyawan; eksekusi strategi yang lebih efektif; dan pemanfaatan seluruh sumber daya organisasi dengan lebih efektif dan efisien. Jadi jelaslah bahwa kepercayaan adalah aset tidak berwujud (intangible asset) yang sangat berharga bagi organisasi.
Meski penting, namun nyatanya menumbuhkembangkan, mempertahankan, dan memulihkan kepercayaan jelas tidak semudah membalikkan telapak tangan. Yang pertama-tama harus diingat adalah bahwa membangun kepercayaan dalam organisasi menjadi tugas dan tanggung jawab pemimpin. Akibat tidak adanya kepercayaan, produktivitas melemah, peluang-peluang pengembangan dan perbaikan terlewatkan, dan kinerja merosot.
2.6 Komponen – komponen Kempemimpinan dalam Organisasi
Seperti disebutkan diatas, pemimpin adalah orang yang mampu menggerakkan pengikut. Artinya, pemimpin tidak berdiri dan bekerja sendiri, tetapi membutuhkan hal-hal lain yang masuk dalam komponen kepemimpinan:
1.      Pemimpin, yaitu orang yang mampu menggerakkan pengikut untuk mencapai tujuan organisasi. Pemimpin harus mempunyai visi, spirit, karakter, integritas, dan kapabilitas yang tinggi.
2.      Kemampuan menggerakkan, yaitu bagaimana pemimpin menggerakkan pengikutnya untuk mencapai tujuan organisasi
3.      Pengikut, yaitu orang-orang yang berada dibawah otoritas atau jabatan seorang pemimpin.
4.      Tujuan yang baik, yaitu apa yang ingin dicapai oleh organisasi tersebut.
5.      Organisasi, yaitu wadah atau tempat kepemimpinan berada.
2.7 Contoh Peristiwa atau kasus yang berkaitan dengan kepemimpinan dalam berorganisasi
Kasus Bus Karatan, Jokowi-Ahok Harus Berani
JAKARTA - Sikap Gubernur DKI Jakarta, Jokowi yang menyerahkan penanganan bus transjakarta karatan ke aparat penegak hukum mendapat apresiasi. Penyerahan itu sebagai bentuk komitmen reformasi birokrasi dan pemberantasan korupsi.
Pernyataan ini disampaikan Rommy, pendiri @betterJakarta menanggapi kasus tersebut. Hanya saja kata dia, rantai birokrasi terkait penerimaan bantuan bus transjakarta oleh pihak swasta yang sampai hari ini tak bisa ditembus.
"Ini menunjukkan budaya birokrasi kita selama ini yakni "yang mudah kalo bisa dipersulit". Padahal sebenarnya ini bukan hal yang ruwet untuk diselesaikan," kata Rommy di Jakarta, Jumat (28/3).
Rommy menjelaskan selama kepemimpinan Jokowi-Ahok, kasus bus karatan yang dihadapi memang terlihat tidak mudah. Makanya, upaya reformasi birokrasi di DKI Jakarta sungguh membutuhkan energi besar.
"Memang diperlukan kepemimpinan tegas seperti masa bang Ali Sadikin untuk membenahi Jakarta ini. Jadi, saya dukung gaya kepemimpinan Ahok yang tegas sekali mengatasi "rente birokrasi" di DKI," katanya.
Pria yang saat ini menjadi calon anggota DPD daerah pemilihan (Dapil) Jakarta mengatakan di daerah manapun, kebanyakan birokrasi memang kurang menghargai kepala daerah yang cuma menjabat selama 5 tahun. Penyebabnya kata dia, PNS merupakan jabatan seumur hidup dan tak ada sanksi pemecatan.
"Tak jarang juga, kepala daerah "dikerjai" oleh para aparat ini jika ingin melakukan perubahan yang baik. Sehingga, memang perlu ada keberanian dan ketegasan kepala daerah," katanya.
Selain menyerahkan kasus bus berkarat ke aparat penegak hukum, upaya untuk pembenahan manajemen transportasi memang diperlukan. Tanggal 27 Maret ini layanan transjakarta resmi berganti status dari unit pengelola (UP) menjadi perseroan terbatas (PT), yang berstatus badan usaha milik daerah (BUMD).
Menurut Rommy, keputusan ini merupakan langkah tepat untuk memberikan kemandirian dalam pengelolaan transportasi yang sebelumnya dibawah Dinas Perhubungan DKI Jakarta.PT ini nantinya mengurus seluruh aspek transportasi di Ibu Kota. Selain itu, juga menjadi salah satu bentuk reformasi birokrasi yang pas ditengah banyak ketidakberesan manajemen transportasi selama ini.
"Saya berharap siapapun yang memimpin Jakarta ini, harus punya energi besar serta ketegasan dan keberanian untuk meletakkan pondasi perubahan di tengah carut marutnya birokrasi kita," pungkasnya. (awa/jpnn)
Tanggapan :
Menurut kami, tindakan yang dilakukan Gubernur DKI Jakarta Bapak Jokowi dan Bapak Ahok memang sudah seharusnya dilakukan yaitu dengan menyerahkan penanganan masalah yang terjadi pada bus transjakarta ke aparat penegak hukum untuk mendapatkan solusi memecahkan masalah ini agar cepat diselesaikan. Sudah cukup lama kita mendengar kerusakan-kerusakan bus transjakarta yang padahal baru saja bus transjakarta itu dibeli yang seharusnya memiliki kondisi yang baik, namun tidak seperti yang diinginkan. Hal ini sungguh membahayakan para pengguna bus transjakarta dan membuat warga DKI Jakarta khawatir dan beralih ke angkutan umum lainnya, padahal adanya bus transjakara itu sendiri untuk memudahkan kita melakukan aktivitas tetapi kenyataan yang ada jauh berbeda sekali.Permasalahan tentang bus transjakarta ini tidak jauh dari tangan para aparat yang ingin mengambil keuntungana dirinya sendiri.
Kami juga sangat setuju dengan tindakan Bapak Jokowi dan Bapak Ahok yang menyerahkan permasalahan bus transjakarta ke penegak hukum untuk mencari tahu para aparat yang menyalahgunakan tugasnya. Dan sebaiknya KPK bertindak lebih tegas kepada aparat yang menyalahgunakan tugasnya agar memberikan efek jera kepada mereka. Untuk itu dibutuhkan seorang pemimpin yang mampu memecahkan masalah dengan tegas dan benar karena setiap masalah pasti memiliki solusi untuk dapat kita selesaikan dan inilah tugas utama yang seharusnya para pemimpin lakukan.
Lalu apa hubungannya dengan konflik dalam kepemimpinan?
Tanggapan :
Menurut kami, dengan adanya konflik seorang pemimpin dapat melatih sifat kepemimpinanya dalam memimpin bawahannya agar dapat menjadi seorang pemimpin yang lebih berpengalaman dan dapat mengembangakan(menemukan) sebuah inovasi yang dapat menjadi jalan keluar dari sebuah konflik, untuk mencapai tujuan. Memang konflik merupakan sebuah masalah (tekanan) tetapi konflik juga mempunyai sifat positif yaitu dapat menimbulkan perubahan inovasi.


BAB 3
 KESIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Organisasi sebagai kesatuan sosial, yaitu terdiri dari orang atau kelompok orang yang berinteraksi satu sama lain. Setiap organisasi dituntut selalu peka terhadap aspirasi, keinginan, tuntutan dan kebutuhan berbagai kelompok dengan siapa organisasi berinteraksi.
Kepemimpinan yang merupakan sesuatu yang wajib dalam kehidupan agar kehidupan menjadi teratur dan keadilan bisa ditegakkan, sehingga tidak berlaku hukum rimba. Kepemimpinan juga dapat dikatakan penting apabila memanfaatkan dan mengelola potensi setiap anggota dengan cara yang tepat . Maka dari itu seorang pemimpin dalam mengendalikan kepemimpinannya harus mendorong perilaku positif dan meminimalisir semua yang negatif, mencari pemecahan masalah, mempelajari perubahan di sekitarnya, serta mencanangkan strategi yang tepat untuk mencapai tujuan.
Kepemimpinan sebagai proses mengarahkan dan mempengaruhi aktivitas yang berkaitan dengan tugas dari para anggota kelompok juga merupakan sarana pencapaian tujuan. Pemimpin dalam kehidupan organisasi mempunyai kedudukan yang strategis dan merupakan gejala sosial yang selalu diperlukan dalam kehidupan kelompok.
Referensi        :
http://www.jpnn.com/read/2014/03/28/224911/Kasus-Bus-Karatan,-Jokowi-Ahok-Harus-Berani-

Pengambilan Keputusan Dalam Organisasi

 
 
BAB 2
 PEMBAHASAN
2.1  Difinisi dan Dasar Pengambilan Keputusan
Difinisi Pengambilan Keputusan
Keputusan adalah hasil pemecahan masalah yang dihadapinya dengan tegas. Hal ini berkaitan dengan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tentang  apa yang harus dilakukan dan mengenai unsur-unsur perencanaan. Dapat juga dikatakan bahwa keputusan itu sesungguhnya merupakan hasil proses pemikiran yang berupa pemilihan satu diantara beberapa alternatif yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang dihadapinya.
Keputusan itu sendiri merupakan unsur kegiatan yang sangat penting. Jiwa kepemimpinan seseorang itu dapat diketahui dari kemampuan mengatasi masalah dan mengambil keputusan yang tepat. Keputusan yang tepat adalah keputusan yang berbobot dan dapat diterima bawahan. Ini biasanya merupakan keseimbangan antara disiplin yang harus ditegakkan dan sikap manusiawi terhadap bawahan. Keputusan yang demikian ini juga dinamakan keputusan yang mendasarkan diri pada relasi sesama.
Kemudian terdapat definisi menurut para ahli, antara lain :
·         Menurut George R. Terry :
pengambilan keputusan adalah pemilihan alternatif perilaku (kelakuan) tertentu dari dua atau lebih alternatif yang ada.
·         Menurut Sondang P. Siagian :
pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan yang sistematis terhadap hakikat alternatif yang dihadapi dan mengambil tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling cepat.
·         Menurut James A. F. Stoner :
pengambilan keputusan adalah proses yang digunakan untuk memilih suatu tindakan sebagai cara pemecahan masalah.
Dari definisi pengambilan keputusan diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa keputusan itu diambil dengan sengaja, tidak secara kebetulan, dan tidak boleh sembarangan. Pengambilan keputusan itu sendiri suatu cara yang digunakan untuk memberikan suatu pendapat yang dapat menyelesaikan suatu masalah dengan cara / teknik tertentu agar dapat lebih diterima oleh semua pihak. Masalahnya telebih dahulu harus diketahui dan dirumuskan dengan jelas, sedangkan pemecahannya harus didasarkan pemilihan alternatif terbaik dari alternatif yang ada. 
Dasar Pengambilan Keputusan :
Menurut George R. Terry, dasar-dasar pengambilan keputusan adalah :
1.      Intuisi :
Suatu proses bawah sadar/tdk sadar yang timbul atau tercipta akibat pengalaman yang terseleksi. Pengambilan keputusan yang berdasarkan atas intusi atau perasaan memiliki sifat subjektif, sehingga mudah terkena pengaruh.
a.       Segi positif dalam pengambilan keputusan berdasarkan intusi adalah :
-          Waktu yang digunakan untuk mengambil keputusan relatif lebih pendek.
-          Untuk masalah yang pengaruhnya terbatas, pengambilan keputusan akan memberikan kepuasan pada umumnya.
-          Keampuan mengambil keputusan dari peng-ambil keputusan itu sangat berperan, dan itu perlu dimanfaatkan dengan baik.
b.      Segi negatif dalam pengambilan keputusan berdasarkan intusi adalah :
-          Keputusan yang dihasilkan relatif kurang baik.
-          Sulit mencari alat pembandingnya, sehingga sulit diukur kebenaran dan keabsahannya.
-          Dasar-dasar lain dalam pengambilan keputusan seringkali diabaikan.
-          Pengalaman
2.      Pengalaman :
Pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman memiliki manfaat bagi pengetahuan praktis.  Karena pengalaman seseorang dapat mempekira-kan keadaan sesuatu, dapat memperhitungkan untung ruginya, baik-buruknya keputusan yang akan dihasilkan.  Karena pengalaman, seseorang yang menduga masalahnya walaupun hanya dengan melihat sepintas saja mungkin sudah dapat menduga cara penyelesaiannya.
3.      Fakta :
Pengambilan keputusan berdasarkan fakta dapat memberikan keputusan yang sehat, solid, dan baik.  Dengan fakta, maka tingkat kepercayaan terhadap pengambilan keputusan dapat lebih tinggi, sehingga orang dpt menerima keputusan-keputusan yang dapat dibuat dengan rela dan lapang dada.
4.      Wewenang :
Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang biasanya dilakukan oleh pim-pinan terhadap bawahannya atau orang yang lebih tinggi kedudukannya kepada orang lebih rendah kedudukannya.  Pengambilan keputusan berdasarkan we-wenang juga memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan.
a.       Segi positif dalam pengambilan keputusan berdasarkan wewenang adalah :
-          Kebanyakan penerimanya adalah bawahan, terlepas apakah penerimaan tersebut secara sukarela ataukah terpaksa.
-          Keputusannya dapat dapat bertahan dalam jangka waktu yg cukup lama.
-          Memiliki otentisitas (otentik).
b.      Segi negatif dalam pengambilan keputusan berdasarkan wewenang adalah :
-          Dapat menimbulkan sifat rutinitas.
-          Mengasosiakan dengan praktek dictatorial.
-          Sering melewati permasalahan yg seharus-nya dipecahkan sehingga dapat menimbul-kan kekaburan.
5.      Rasional :
Pada pengambilan keputusan yg berdasar-kan rasional, keputusan yg dihasilkan ber-sifat objektif, logis, lebih transparan, kon-sisten untuk memaksimumkan hasil atau nilai dalam batas kendala tertentu, shg dpt dikatakan mendekati kebenaran atau se-suai dgn apa yg diinginkan.
Ada beberapa hal yg harus diperhatikan dalam pengambilan keputusan secara rasional :
ü  Kejelasan masalah.
ü  Orientasi tujuan.
ü  Pengetahuan alternative.
ü  Preferensi yang jelas.
ü  Hasil maksimal.
2.2  Jenis-jenis Keputusan Organisasi
Jenis keputusan dalam sebuah organisasi dapat digolongkan berdasarkan banyaknya waktu yang diperlukan untuk mengambil keputusan tersebut, bagian mana organisasi harus dapat melibatkan dalam mengambil keputusan dan pada bagian organisasi mana keputusan tersebut difokuskan.
Secara garis besar jenis keputusan terbagi menjadi dua bagian yaitu :
A.    Keputusan Rutin
Keputusan Rutin adalah Keputusan yang sifatnya rutin dan berulang-ulang serta biasanya telah dikembangkan untuk mengendalikannya.
B.     Keputusan tidak Rutin
Keputusan tidak Rutin adalah Keputusan yang diambil pada saat-saat khusus dan tidak bersifat rutin.
2.3 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi dalam Pengambilan Keputusan
·         Fisik
Didasarkan pada rasa yang dialami pada tubuh, seperti rasa tidak nyaman, atau kenikmatan. Ada kecenderungan menghindari tingkah laku yang menimbulkan rasa tidak senang, sebaliknya memilih tingkah laku yang memberikan kesenangan.
·         Emosional
Didasarkan pada perasaan atau sikap. Orang akan bereaksi pada suatu situasi secara subjective.
·         Rasional
Didasarkan pada pengetahuan orang-orang mendapatkan informasi, memahami situasi dan berbagai konsekuensinya.
·         Praktikal
Didasarkan pada keterampilan individual dan kemampuan melaksanakan. Seseorang akan menilai potensi diri dan kepercayaan dirinya melalui kemampuanya dalam bertindak.
·         Interpersonal
Didasarkan pada pengaruh jaringan sosial yang ada. Hubungan antar satu orang keorang lainnya dapat mempengaruhi tindakan individual.
·         Struktural
Didasarkan pada lingkup sosial, ekonomi dan politik. Lingkungan mungkin memberikan hasil yang mendukung atau mengkritik suatu tingkah laku tertentu. 
Selanjutnya, John D.Miller dalam Imam Murtono (2009)  menjelaskan faktor-faktor yang berpengaruh dalam pengambilan keputusan adalah: jenis kelamin pria atau wanita, peranan pengambilan keputusan, dan keterbatasan kemampuan.
2.4  Implikasi Manajerial
Proses Pengambilan Keputusan dalam partisipatif dalam organisasi sekolah Manajerial yang baik. Rendahnya kemapuan kepala sekolah akan berpengaruh terhadap perolehan dukungan dari masyarakat khususnya dukungan dalam mengambilan keputusan yang dikeluarkan sekolah terkait dengan kebijakan dan rencana program pengembangan sekolah.
Implikasi Manajerial dalam Pengambilan Keputusan :
1.      Gaya Direktif (Pengarahan)
adalah Suatu gaya pengambilan keputusan dengan ambiguitas/ketidakjelasan yang rendah dan cara berpikirnya yang rasional
2.      Gaya Analitis
adalah suatu gaya pengambilan keputusan dengan toleransi yang tinggi terhadap ambiguitas/ketidakjelasan dan cara berpikirnya rasional
3.      Gaya Konseptual
adalah suatu gaya pengambilan keputusan dengan toleransi yang tinggi untuk ambiquitas /ketidakjelasan dan cara berpikir intuitif yang tinggi juga
4.      Gaya Perilaku
adalah suatu gaya pengambilan keputusan dengan toleransi yang rendah untuk ambiquitas/ketidakjelasan dengan cara berpikir intuitif yang tinggi
BAB 3
 PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari penjelasan yang telah kami paparkan dalam makalah ini dapat kami simpulkan bahwa pengambilan keputusan adalah suatu tindakan yang sengaja, tidak secara kebetulan dan tidak boleh sembarangan dalam rangka memecahkan masalah yang dihadapi suatu organisasi. Dimana pengambilan keputusan ini ditanggung dan diputuskan oleh pimpinan organisasi yang bersangkutan dan untuk menghasilkan keputusan yang baik itu sangat dibutuhkan informasi yang lengkap mengenai permasalahan, inti masalah, penyelesaian masalah, dan konsekuensi dari keputusan yang diambil.
Selain informasi, dalam penyelesaian masalah pun dibutuhkan perumusan masalah dengan baik. Kemudian dibuatkan alternatif-alternatif keputusan masalah yang disertai dengan konsekuensi positif dan negatif. Jika semua hal itu dapat dikemukakan dan dicari secara tepat, masalah tersebut akan lebih mudah untuk diselesaikan.
DAFTAR PUSTAKA :
http://erlanggaba.blogspot.com/2013/05/implikasi-manajerial-dalam-pengambilan.html