Pages

Jumat, 23 Januari 2015

Mahasiswa Butuh Organisasi




Dengan berorganisasi, banyak hal yang akan dimungkinkan. Organisasi nggak ada bedanya dengan sebuah rumah yang bisa memudahkan para penghuninya berkomunikasi dan berinteraksi dengan efektif. Karena itu, berorganisasi adalah kemauan dasar yang harus dimiliki setiap mahasiswa. Berorganisasi memberi ruang kepada mahasiswa untuk berlatih membangun rumah yang efektif dan nyaman untuk masyarakatnya. Agar kelak ia bisa membangun rumah masa depan untuk desanya, kabupatennya, propinsinya atau bahkan negaranya.

Mahasiswa yang aktif berorganisasi biasanya lebih rasional dan peka terhadap dinamika masyarakat sekitarnya. Ini sejalan dengan esensi dari berorganisasi, yakni bersosialisasi dengan lingkungan dan orang lain. Salah satu karakteristik yang didapat oleh seorang mahasiswa dalam berorganisasi adalah kepekaannya terhadap kehidupan serta keterbukaannya berdialog.

Memang ada sekelompok mahasiswa yang berpendapat bahwa mahasiswa yang aktif berorganisasi telah percuma. Ini pendapat sesaat. Tugas mahasiswa memang belajar dan secepatnya menyelesaikan kuliah. Tapi tak semua pelajaran ada dalam kitab. Ada ilmu yang tumbuh dan berkembangnya hanya di masyarakat. Inilah signifikannya bersosialisasi dengan lingkungan. Setinggi-tingginya orang belajar, ia tetap harus pulang ke “rumahnya” – ke masyarakatnya. Pengalaman berorganisasi membuat mahasiswa suatu hari nanti akan lebih mudah bersosialisasi dengna siapa saja.

Menjadi aktifis organisasi sejatinya bukan hanya untuk pamer demo, berteriak-teriak di tengah jalan raya sambil menepuk dada. Kematangan seorang aktivis ada pada kedewasaan berpikirnya. Ia harus mampu berargumentasi dengan nalar yang logis. Aktivis sejati adalah mereka yang menghargai orang lain.

Melihat gerakan mahasiswa saat ini sudah mulai kehilangan arah. Suka dan asyik mengkritik tapi sandarannya hanya bertumpu pada gerakan mencari-cari kesalahan orang lain. Melebar kemana-mana. Jika ingin kritis mahasiswa harus punya konsep yang jernih, mulai dari pemahaman terhadap akar masalah sampai solusinya.

Memang sulit untuk membentuk diri menjadi aktivis sejati. Tapi ke depan, semua organisasi (intra maupun ekstra) harus berpikir untuk membentuk anggotanya menjadi aktifis sejati. Peranan dan tujuan organisasi mahasiswa ke depan harus menyesuaikan diri dengan dinamika zaman.

Organisasi mahasiswa mendatang harus lebih sadar terhadap lingkungan. Kesadaran akan keterbatasan sumber daya termasuk kebutuhan atas bahan pokok umat manusia. Itulah kearifan yang harus ditegakkan dimasa datang. Sebab ketergantungan umat manusia kepada sumber daya yang terkandung di dalam bumi dan sekitarnya akan meningkat. Sementara itu bumi dan sumber daya tidak pernah bertambah, bahkan yang terjadi malah sebaliknya. Sederhanakah tantangan ini ? sungguh tak sederhana. Inilah tantangan mahasiswa Indonesia ke depan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar