Joko Widodo (Jokowi), sang presiden
terpilih, ibarat fenomena yang mampu mengubah dan membentuk tradisi baru
masyarakat dalam berdemokrasi.
Apatisme masyarakat terhadap
pemerintah yang sudah jamak dalam enam kali suksesi kepemimpinan di Tanah Air
ibarat terkikis saat fenomena Jokowi merebak.
Kemudian menjadi wajar ketika
pelantikannya sebagai presiden ke-7 RI ditandai dengan gegap gempita pesta
rakyat dari mulai arak-arakan dengan kereta kuda, pesta kuliner di sepanjang
jantung kota Jakarta, hingga ribuan orang tumpah ruah di sepanjang jalan sejak
dari Gedung MPR/DPR hingga Istana Merdeka.
Masyarakat menyambut dan
mengelu-elukan presiden baru tersebut dengan syukuran besar yang diwarnai
konser musik hingga malam harinya.
Jokowi pun seakan diantar oleh
rakyatnya ke Istana dengan cara-cara yang belum pernah dilakukan dalam
sepanjang sejarah Indonesia.
Pesta tersebut sama seperti pelantikan presiden di Gedung Putih, Amerika
Serikat, sebagai negara yang telah mapan dalam hal demokrasi.
Pesta pelantikan Jokowi-JK merupakan
sebuah tradisi yang bagus dan harus dibiasakan oleh para pemimpin.
Tradisi ini akan dikenang sejarah
sebagai cermin betapa semakin dewasanya wajah demokrasi Indonesia.
Daya Tarik Pelantikan Presiden
Jokowi menandai mulai saat ini Indonesia memiliki tradisi baru dalam menyambut
presiden terpilih, serupa dengan banyak negara lain di dunia yang memiliki
sejarah besar.
Hal itu layak menjadi satu
kebanggaan meskipun sehari sebelum pelantikan para pelaku industri pariwisata
sempat mengkhawatirkan adanya kisruh yang potensial mengganggu kinerja sektor
pariwisata.
Pesta rakyat menyambut pemimpin baru
bisa meningkatkan perhatian publik yang lebih luas terhadap Jakarta.
Nyatanya memang semua mata bahkan
hingga dunia internasional tertuju ke Jakarta yang sedang menyelenggarakan
hajat besar menyambut pemimpin baru.
Tradisi baru menyambut presiden
terpilih itu diharapkan bukan cuma eforia sesaat.
Pemerintah Jokowi tidak boleh lupa
diri tenggelam dalam pesta rakyat yang seakan menggambarkan betapa rakyat
mencintainya, mengelu-elukannya, sekaligus ingin sekali dekat dengannya.
Cinta rakyat adalah tentang segudang
amanah yang harus segera diwujudkan menuju Indonesia yang adil, makmur,
sentosa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar